Nyadran "sumur Nganten" Dusun Grenjeng, Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro
Nyadran atau sedekah Bumi didusun Grenjeng, Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Merupakan Acara Budaya/ adat yang rutin dilaksanakan secara meriah dan dilaksanakan setiap setahun sekali, Biasanya dilaksanakan sebelum puasa
"Kirab Encek Nganten" dilaksanakan
warga Dusun Grenjeng, Mereka melakukan arak-arakan hasil bumi yang
disusun dalam bentuk gunungan dan didampingi oleh encek berisi makanan yang berjumlah kurang lebih 100 pengiring. Acara dimulai dari pesanggrahan petilasan
Sumur Nganten menuju Balai Desa. Sesampainya di balai desa, rombongan
nganten menjemput abdi desa atau perangkat desa yang berpakaian adat
untuk kemudian diajak keliling desa. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kenduri syukuran hasil panen padi (manganan) di Petilasan Sumur Nganten. yang kemudian dilanjutkan dengan pagelaran Langen Tayub.
Konon, Petilasan Sumur Nganten ini
merupakan makam pasangan suami istri Akuwu Basunanda dan Labda Sari
semasa awal kerajaan Majapahit, atau pada saat pemberontakan kerajaan
Kahuripan - Daha, Kediri - Singasar
Menurut cerita, semasa memimpin
kadipaten, pemerintahan Akuwu Basunanda digulingkan oleh patihnya, Jaya
Singa. Akuwu bersama istrinya sempat ditahan dan Jaya Singa naik tahta.
Namun, karena Akuwu memiliki sifat yang
baik, arif, dan bijaksana akhirnya dibebaskan rakyatnya. Sedangkan Jaya
Singa tewas dalam pertempuran.
Sebelum kembali meduduki tahtanya,
Akuwu Basunanda dan Labdasari, lebih dulu menyucikan dirinya dengan air
di Sumur Nganten untuk menghilangkan sengkala.
"Sampai saat ini banyak pasangan
pengantin yang datang kesitu untuk membasuh muka, tangan dan kaki
menyucikan diri sebelum mengarungi bahtera rumah tangga," sambung
Sekretaris Desa Sraturejo, Harianto Abdullah. (http://www.bojonegorokab.go.id/berita/baca/422/Nyadran-Sraturejo)
Acara ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena telah memberikan Panen yang melimpah. Kemakmuran bagi Warga masyarakat. Yang mudah mudahan untuk di tahun tahun selanjutnya Warga Masyarakat desa Sraturejo bertambah makmur.
Adat dan tradisi ini telah dilaksanakan ratusan tahun yang lalu dan masih terpelihara dengan baik. da semoga acara tersebut tidak punah dan terus dilaksanakan secara rutin sebagai acar budaya yang adiluhung.
KGS 2016
Komentar
Posting Komentar