Sedulur Sambong Sambang Selo Semar... (sebuah pembelajaran)

"Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten
anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing
kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh
dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing
pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo
mengko sore
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hore....."





Tembang "Ilir Ilir" selalu mengiringi perjalanan mereka,  dengan khidmad dan tertib mereka berjalan menuju "watu semar" yang terletak persis didepan  pendopo Pembkab Bojonegoro.
Ratusan warga yang terdiri dari Laki laki dan perempuan bahkan anak anak. Mereka adalah warga desa  Sambongrejo.

Warga Sambongrejo Kec. Gondang Kab. Bojonegoro percaya dengan sikap hidup menjaga kelestarian alam. Alam akan memberikan manfaat mereka sendiri, begitu sebaliknya jika merusak akan membawa bencana bagi mereka. Sikap melestarikan alam adalah sikap untuk menjaga titipan anak cucu mendatang, jika tak dijaga maka anak cucu akan terkena imbas bencana dari perilaku orang tua atau anak muda sekarang.

Sikap melestarikan alam inilah diwujudkan dengan menganggap alam sebagai saudara (dulur), yang memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Sebagaimana saudara maka alam diperlakukan layaknya saudara. Dan salah satu potensi alam di desa Sambongrejo adalah batu andesit yang bertebaran di berbagai tempat. Salah satu batu yang dikenal warga Sambongrejo adalah batu semar, yang masih satu rentetan dengan Watu Gandul.

Batu Semar saat itu keberadaannya masih masuk wilayah desa Sambongrejo dan dari cerita rakyat merupakan bagian "fisik" tokoh mistik Semar. Sementara bagian fisik Semar lainnya adalah Watu Gandul, jadi Batu Semar serta Watu Gandul secara imajinasi adalah satu bagian tubuh yang sama. Karena masih satu imaji tubuh yang sama, ia tidak dapat dipisah-lokasikan ke tempat lain. Jika dipisah-lokasikan maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan, entah dalam bentuk apa.

 Untuk menyembuhkan ketidakseimbangan tersebut maka dibutuhkan tradisi penyelarasan alam yang akan dilakukan warga Sambongrejo. Karena alam seperti saudara maka perlu dikunjungi, disambangi dan dieratkan silaturrahmi agar luka batin sembuh, maka warga menyebutnya "Sedulur Sambong Sambang Selo Semar" (Didik Wahyudi Anggota Kelompok Kerja Budaya Bojonegoro  http://www.suarabojonegoro.com/2016/04/happening-art-sedulur-sambong-sambang.html)






Acara dimulai sekitar jam 4 sore, dengan berjalan kaki dari depan gedung DPRD Bojonegoro berjalan kaki menuju " Watu Semar" yang terletak persis didepan pendopo Pemkab Bojonegoro. sebagian besar mereka berbusana adat Jawa.  Dengan membawa " Bontot" yang dibawa dengan "Jodang" . Acara ini di pimpin langsung oleh kepala Desa Sambongrejo. yang didampingi oleh sesepuh desa setempat.

Mereka mengelilingi watu semar terlebih dahulu (simbol rindu karena sudah lama berpisah dengan "dulura").  Kemudian dilanjutkan dengan membersihkan "Watu semar" yang disimbolkan Ibu ibu sambong dengan kendi berisi air yang diambil dari  lima sendang. menyirami  "Watu semar", Kemudian dilanjutkan bapak bapak membersihkan dengan kedua tanganya.  Acara diakhiri dengan Doa yang dipimpin Oleh sesepuh desa selanjut mereka membuka "Jodang" dan membagi-bagikan makanan yang ada. dan makan bersama disekitar "Watu semar" 






Setelah selesai  semuanya mereka pulang . dan yang menarik untuk disimak, mereka bersihkan semua sampah yang ada di sekitar "watu semar" dengan cara sampah dimasukkan kedalam "Jodang" yang telah kosong .  





Banyak pelajaran yang bisa diambil dari  Ritual ini  :

1 Alam adalah "sedulur" yang sudah selayaknya dijaga di lestarikan untuk kepentingan kita bersama. 
2 Alam adalah "sedulur" akan memberikan manfaat positip bila kita jaga dan lestarikan. dan sebaliknya akan menjadi bencana apabila kita rusak.
3 Sambang sedulur sama  dengan mempererat tali silahturahmi sehingga ridho Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa menaungi kita semua.
4. Kebersihan menjadi penting karena kalau sudah terbiasa bersih maka kita akan terhindar dari segala macam penyakit dan bencana...

KGS 2016

Komentar

Postingan Populer